LAMPUNGVERSE.COM – Institut Teknologi Bandung (ITB), khususnya dari bidang Geodesi Gempa Bumi, menekankan bahwa gempa bumi bukanlah sebuah bencana, melainkan bagian dari proses alam yang wajar.
Guru besar bidang Geodesi Gempa Bumi ITB Irwan Meilano, dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh kanal YouTube Kompas menjelaskan, gempa bumi merupakan konsekuensi dari kondisi geografis Indonesia yang kaya akan sumber daya alam seperti mineral, gas alam, dan minyak bumi.
Kondisi tersebut membuat wilayah Indonesia menjadi area yang aktif secara tektonik, yang berarti gempa bumi adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Namun, menurutnya, gempa bumi itu sendiri bukanlah bencana, melainkan potensi bencana.
“Bencana itu terjadi ketika infrastruktur kita tidak kuat, ketika sekolah ambruk, atau ketika rumah sakit kolaps. Itu adalah bencana. Sebenarnya, kita memiliki pilihan untuk mengetahui potensi gempa bumi dan mempersiapkan diri kita dengan sebaik-baiknya,” jelas Irwan.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya literasi dalam upaya pengurangan risiko bencana di Indonesia. Menurutnya, pemahaman yang kurang terhadap gempa bumi dan bencana secara umum, baik di kalangan masyarakat maupun pengambil kebijakan, menjadi salah satu masalah serius.
Kurangnya pengetahuan yang kuat dan penyebaran literasi menyebabkan masyarakat mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak benar atau hoaks.
“Ketika literasi tidak tersebar luas, maka hoaks yang akan mendominasi. Ini menjadi tugas kita bersama untuk menurunkan hasil riset ke dalam bahasa publik yang mudah dimengerti tanpa menimbulkan kepanikan. Panik itu terjadi karena tidak ada pengetahuan yang cukup,” ungkapnya.
Irwan juga menyoroti pentingnya pemahaman mendalam tentang gempa bumi sebagai cara untuk memahami Indonesia secara keseluruhan. Ia meyakini bahwa dengan memahami gempa bumi, kita juga memahami bagaimana membangun bangsa ini menjadi lebih kuat dan tangguh.
“Menghadapi gempa bumi dengan bijak adalah kunci untuk membangun Indonesia sebagai bangsa yang besar. Jika kita benar-benar memahami gempa bumi, maka gempa tersebut tidak harus menjadi bencana bagi kita,” tambahnya.
Pesan Irwan ini mengajak masyarakat untuk lebih bijaksana dalam menghadapi gempa bumi dengan memperkuat pengetahuan, meningkatkan literasi bencana, dan mempersiapkan diri dengan lebih baik.
Gempa bumi bukanlah sesuatu yang bisa dihindari, tetapi dampaknya bisa diminimalisir jika kita memahami dan bersiap menghadapi potensi bencana dengan baik.
Sebelumnya diberitakan, belakangan ini masyarakat dihebohkan isu mengenai kemungkinan terjadinya Megathrust di Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan tentang apa itu Megathrust, bagaimana prosesnya, dan kapan potensi ini bisa terjadi.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyampaikan penjelasannya melalui akun Instagram pribadinya mengenai gempa bumi dan prediksi Megathrust yang sebelumnya telah disampaikan BMKG.
Menurut Daryono, prediksi mengenai Megathrust Selat Sunda didasarkan pada analisis para ilmuwan yang menunjukkan bahwa kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun tidak mengalami gempa besar.
“Terkait rilis gempa di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut yang kami sampaikan sebagai ‘tinggal menunggu waktu,’ itu bukan berarti gempa akan terjadi dalam waktu dekat,” ujarnya.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa informasi mengenai potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini bukanlah prediksi atau peringatan dini.
“Jangan salah paham, seolah-olah akan terjadi dalam waktu dekat. tetap tenang dan melanjutkan aktivitas sehari-hari seperti biasa, termasuk melaut, berdagang, dan berwisata di pantai,” imbaunya. (Anto)