LAMPUNGVERSE.com – Ratusan petani singkong dari berbagai kecamatan di Lampung Utara melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran di Kantor Pemerintah Kabupaten dan DPRD Lampung Utara, Kamis 12 Desember 2024.
Mereka memprotes penurunan harga singkong yang drastis dan dugaan kecurangan dalam timbangan di pabrik-pabrik pengolahan.
Para petani mulai berkumpul sejak pukul 08.00 WIB, membawa spanduk yang menuntut pemerintah untuk segera menghentikan impor sagu atau aci dari luar negeri, yang mereka anggap sebagai penyebab utama jatuhnya harga singkong lokal.
Dugaan Kecurangan dan Harga yang Merosot
Dalam orasi mereka, para demonstran juga menyoroti praktik pengurangan timbangan di beberapa pabrik pengolahan singkong. Salah satu petani mengungkapkan,
“Kami sudah tidak tahan lagi dengan harga singkong yang terus merosot. Ditambah timbangan pabrik yang sering tidak sesuai. Kami merasa ditipu!” teriak pendemo
Saat ini, harga singkong di Lampung Utara anjlok hingga Rp700 per kilogram, jauh di bawah harga normal yang berkisar antara Rp1.200 hingga Rp1.500 per kilogram.
Penurunan ini diperparah oleh kondisi cuaca, di mana kualitas singkong menurun akibat musim hujan, sehingga kadar pati berkurang.
Sementara itu, Ketua DPRD Lampung Utara, Yusrizal, menemui para demonstran dan menyatakan dukungannya terhadap perjuangan petani. Ia berjanji akan mengawal tuntutan mereka dan mencari solusi bersama pemerintah daerah.
“Kami akan kawal masalah ini sampai tuntas. Jika ada kecurangan di pabrik, laporkan ke pihak kepolisian,” tegas Yusrizal.
Penjelasan dari Pabrik
Dalam pertemuan di Kantor DPRD, Subardi, perwakilan dari Pabrik Sinar Laut, menjelaskan bahwa penurunan harga singkong disebabkan oleh tingginya impor sagu dari luar negeri, yang membuat produk lokal sulit bersaing.
“Kita kalah bersaing dengan produk impor. Kadar aci singkong kita hanya 30 persen, dan di musim hujan bisa turun menjadi 20 persen,” jelasnya.
Asisten I Pemkab Lampung Utara, Mankodri, menegaskan bahwa pemerintah daerah siap membantu petani dalam menyelesaikan masalah ini.
Ia menyatakan bahwa pemerintah dan DPRD akan bertindak tegas jika tuntutan petani tidak ditanggapi dengan baik.
“Kami akan akomodasi semua tuntutan petani. Jika perlu, kita akan tutup sementara pabrik yang terbukti merugikan petani,” tambahnya.
Yusrizal juga menginformasikan bahwa rapat lanjutan dengan Penjabat Gubernur Lampung akan segera digelar untuk membahas langkah konkret dalam menyelesaikan masalah ini.
“Jika tidak ada solusi yang memihak petani, maka pabrik Sinar Laut akan ditutup sementara esok pagi,” pungkasnya.