Bank Indonesia

Inflasi di Lampung Naik Tipis 0,05%: Apa Penyebabnya?

Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung, Jl. Sultan Hasanudin No.38, Gn. MAS, Kec. Tlk. Betung Utara, Kota Bandar Lampung,

LAMPUNGVERSE.com – Pada September 2024, Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 0,05%. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi bulan Agustus yang mencapai 0,07%. Meski demikian, inflasi di Lampung lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang mengalami deflasi sebesar 0,12%.

Penyebab Inflasi di Lampung

Beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, yang menjadi penyebab utama inflasi di Lampung. Biaya pendidikan tinggi, bawang merah, beras, sewa rumah, dan nasi dengan lauk adalah beberapa di antaranya.

Kenaikan biaya pendidikan disebabkan oleh penyesuaian biaya di awal tahun ajaran baru. Sementara itu, harga bawang merah naik karena pasokan yang terbatas setelah masa panen di Brebes berakhir.

Harga beras juga meningkat setelah masa panen raya padi berakhir, ditambah dengan produksi yang kurang optimal akibat rendahnya curah hujan.

Biaya sewa rumah naik sejalan dengan peningkatan harga properti di segmen ritel dan hotel. Harga nasi dengan lauk turut naik mengikuti kenaikan harga beras.

Komoditas yang Mengalami Penurunan Harga

Di sisi lain, beberapa komoditas mengalami penurunan harga, menahan laju inflasi lebih tinggi. Cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, tomat, dan bensin adalah beberapa di antaranya.

Penurunan harga cabai disebabkan oleh pasokan yang melimpah dari musim panen di Jawa Timur. Harga telur ayam ras turun karena pasokan yang melimpah di tengah permintaan yang rendah.

Penurunan harga bensin terjadi karena penyesuaian harga BBM non-subsidi, seperti Pertamax, seiring dengan turunnya harga minyak dunia.

Prediksi dan Upaya Pengendalian Inflasi

Ke depan, Bank Indonesia Provinsi Lampung memprediksi inflasi akan tetap terjaga dalam rentang sasaran 2,5±1% hingga akhir tahun 2024.

Namun, ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai, seperti kenaikan harga emas dan beras, serta kenaikan tarif cukai rokok. Untuk mengatasi inflasi, Bank Indonesia dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan menerapkan strategi 4K:

Keterjangkauan Harga: Melakukan operasi pasar beras secara rutin dan memantau harga serta pasokan komoditas penting.

Ketersediaan Pasokan: Mendirikan Toko Pengendalian Inflasi di berbagai wilayah untuk memastikan pasokan pangan terjaga.

Kelancaran Distribusi: Memperkuat transportasi dengan menambah rute penerbangan dan mengoperasikan Mobil TOP untuk distribusi komoditas.

Komunikasi Efektif: Mengadakan rapat koordinasi rutin dan memperkuat komunikasi dengan media dan masyarakat untuk mencegah panic buying.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan inflasi di Lampung dapat dikendalikan dengan baik, menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan masyarakat. (Rls)

Exit mobile version