LAMPUNGVERSE.com – Meta, induk dari Facebook, sedang mengembangkan layanan mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mengurangi ketergantungan pada Google dan Bing.
Menurut laporan dari Reuters, langkah ini diambil seiring dengan meningkatnya popularitas sistem AI seperti ChatGPT dari OpenAI dan Perplexity yang didukung oleh Amazon.
Tren ini semakin diperkuat oleh generasi muda, khususnya Gen-Z, yang lebih memilih menggunakan TikTok untuk mencari informasi.
Banyak dari mereka mengaku tidak lagi mengandalkan Google untuk menemukan tutorial, informasi restoran, atau resep.
“TikTok lebih praktis untuk mencari informasi,” ungkap salah satu pengguna Gen-Z.
Meta berencana untuk meluncurkan mesin pencari yang akan menggunakan sistem indeks dan unduh konten (web crawler) untuk memberikan jawaban dalam bahasa sehari-hari.
Sumber yang mengetahui strategi Meta menyebutkan bahwa mesin pencari ini akan berbasis pada Meta AI, yang sudah tersedia di platform WhatsApp, Instagram, dan Facebook.
Sebelumnya, Meta bergantung pada Google dan Bing untuk menyediakan informasi terkini, harga saham, dan berita olahraga.
Dengan mesin pencari baru ini, Meta berharap dapat memberikan jawaban secara mandiri. Namun, Meta belum memberikan komentar resmi terkait pengembangan ini.
Sementara itu, Google terus berupaya memperkuat posisinya dengan mengintegrasikan model AI Gemini ke dalam produk-produk seperti Search dan Gmail.
“Kami ingin memberikan jawaban yang lebih intuitif dengan bahasa sehari-hari,” kata seorang juru bicara Google.
OpenAI juga mengandalkan Microsoft sebagai investor utama untuk menjawab pertanyaan melalui mesin pencari Bing.
Namun, proses crawling data untuk melatih model AI ini menimbulkan kekhawatiran mengenai pelanggaran hak cipta dan kompensasi yang adil bagi pembuat konten.
Pekan lalu, Meta mengumumkan bahwa chatbot AI-nya akan menggunakan konten dari Reuters untuk memberikan jawaban real-time terkait berita dan informasi terkini. (*)