DPRD

Anggota DPRD Mikdar Ilyas Dengar Keluhan Petani Soal Harga Singkong

×

Anggota DPRD Mikdar Ilyas Dengar Keluhan Petani Soal Harga Singkong

Sebarkan artikel ini

LAMPUNGVERSE.com – Para petani singkong di Kabupaten Lampung Utara menghadapi kondisi sulit akibat anjloknya harga dan terbatasnya daya serap pasar. Keluhan ini disampaikan langsung kepada Anggota DPRD Provinsi Lampung, Mikdar Ilyas, saat melakukan reses di wilayah Sungkai.

Menurut Mikdar, petani menyebut harga jual singkong di tingkat pabrik saat ini hanya Rp1.350 per kilogram. Namun, setelah dipotong biaya transportasi dan penyusutan kadar air, pendapatan bersih petani hanya tersisa Rp600 hingga Rp700 per kilogram.

“Yang lebih parah, banyak pabrik yang tidak mau menampung hasil panen. Petani sudah panen tapi bingung mau jual ke mana. Akibatnya, pasar sepi, perekonomian lesu, dan banyak anak terancam putus sekolah,” ungkap Mikdar, prihatin.

Kondisi ini menimbulkan keresahan luas di kalangan petani, terutama karena mayoritas masyarakat di Lampung Utara, Way Kanan, dan sekitarnya sangat bergantung pada komoditas singkong. Banyak petani yang bertanya apakah harga singkong dapat membaik di masa depan, sebuah pertanyaan yang sulit dijawab karena sangat bergantung pada kondisi industri hilir dan pasar ekspor.

Melihat kondisi ini, Mikdar menyebut bahwa banyak petani mulai putus asa dan berencana beralih ke komoditas lain seperti jagung dan tebu yang dinilai lebih menjanjikan.

“Petani bilang, dari jagung saja mereka bisa dapat Rp30 juta per tahun. Tapi mereka butuh bibit yang benar-benar berkualitas. Selama ini banyak bantuan bibit tapi hasilnya tidak maksimal,” jelas anggota Komisi II DPRD Lampung ini.

Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya perluasan kemitraan petani dengan pabrik tebu, seperti PT Gunung Madu. Saat ini, kemitraan dibatasi hanya untuk petani yang berada dalam radius 70 km dari pabrik.

Baca Juga  Pemerintah Terapkan Efisiensi, Komisi III DPRD Lampung: untuk Kepentingan Masyarakat

Mikdar menegaskan, aspirasi ini telah ia sampaikan kepada dinas terkait dan berharap segera mendapat perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Lampung.

“Musim tanam kedua sudah dekat. Petani butuh kepastian, baik dari sisi bibit maupun pemasaran. Saya akan terus perjuangkan ini agar segera ditindaklanjuti,” pungkasnya, menegaskan komitmennya untuk membantu petani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *