LAMPUNGVERSE.com – Deepfake adalah teknologi yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan media sintetis berupa gambar, video, dan audio yang sangat mirip dengan aslinya.
Teknologi ini memungkinkan manipulasi visual dan audio dengan sangat realistis, hingga mampu meniru gerakan wajah, suara, bahkan ekspresi seseorang dengan akurasi yang mengesankan.
Deepfake mendapatkan namanya dari kombinasi kata “deep” yang berasal dari teknologi deep learning (pembelajaran mendalam) AI, dan “fake” yang artinya palsu.
Sejak kemunculannya pada 2017, teknologi ini telah menimbulkan banyak perdebatan karena dampak positif dan negatifnya yang signifikan.
5 Manfaat Deepfake
1. Kampanye Sosial dan Penyebaran Pesan Penting
Salah satu penggunaan positif deepfake adalah sebagai alat untuk kampanye sosial.
Teknologi ini memungkinkan pesan penting disampaikan dalam berbagai bahasa tanpa perlu membuat banyak video secara terpisah.
Sebagai contoh, David Beckham terlibat dalam kampanye kesadaran malaria di mana videonya diubah sehingga tampak berbicara dalam sembilan bahasa yang berbeda.
Hal ini memperluas jangkauan kampanye dan membuat pesan lebih efektif.
2. Pelestarian dan Pembelajaran Sejarah
Deepfake dapat digunakan di bidang pendidikan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif.
Misalnya, pendidik dapat menghadirkan kembali tokoh-tokoh bersejarah dalam bentuk video yang realistis, seolah-olah tokoh tersebut memberikan pidato atau berbicara langsung dengan para siswa.
Ini dapat memberikan perspektif yang lebih mendalam dan menarik dalam pembelajaran sejarah.
3. Inovasi dalam Dunia Film dan Hiburan
Teknologi deepfake membuka peluang bagi industri film untuk menciptakan efek visual yang lebih canggih.
Aktor yang sudah tidak aktif atau bahkan sudah meninggal dapat “dihidupkan kembali” secara digital untuk peran tertentu.
Ini memungkinkan sutradara menciptakan film dengan penggambaran yang lebih autentik dan sesuai dengan visi kreatif mereka.
4. Simulasi Medis dan Pengobatan
Deepfake juga memiliki manfaat signifikan di bidang medis. Dalam konteks simulasi medis, teknologi ini dapat digunakan untuk menciptakan pemodelan realistis pasien guna latihan prosedur medis.
Selain itu, AI berbasis deepfake juga dapat meningkatkan akurasi pemindaian medis, seperti MRI, yang membantu dokter mendeteksi dan merawat penyakit lebih efisien.
5. Pelatihan AI dan Peningkatan Kualitas Data
Deepfake dapat membantu meningkatkan kualitas data yang digunakan untuk melatih model AI.
Misalnya, dalam situasi di mana data yang nyata sulit diakses atau terbatas, deepfake dapat digunakan untuk menciptakan data sintetik yang realistis.
Ini bermanfaat dalam memperluas data pelatihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan performa berbagai aplikasi AI.
5 Bahaya dan Risiko Deepfake
1. Penyebaran Disinformasi
Salah satu dampak negatif terbesar deepfake adalah kemampuannya menyebarkan disinformasi.
Teknologi ini dapat digunakan untuk memanipulasi video atau suara tokoh publik, seperti politisi, yang seolah-olah mereka mengatakan hal-hal yang tidak pernah mereka ucapkan.
Contoh Deepfake: Presiden Putin dan Presiden Joe Biden Bermain Musik
Bayangkan sebuah video deepfake yang menampilkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, duduk bersama di sebuah panggung, bermain musik.
Dalam video ini, Putin terlihat memainkan piano dengan tenang sementara Biden memegang gitar akustik, keduanya saling tersenyum dan memainkan lagu bersama-sama.
Padahal, dalam kenyataannya, kedua pemimpin dunia tersebut tidak pernah terlibat dalam aktivitas semacam itu.
Video ini mungkin terlihat sangat nyata, dari gerakan tangan mereka yang selaras dengan instrumen musik hingga ekspresi wajah yang akurat, tetapi sepenuhnya merupakan manipulasi digital yang dibuat menggunakan teknologi deepfake.
Hal ini menimbulkan risiko kebingungan publik dan mempengaruhi opini politik atau sosial secara negatif.
2. Penyalahgunaan dalam Konten Pornografi
Salah satu aplikasi paling berbahaya dari deepfake adalah pembuatan video pornografi yang tidak sah.
Wajah individu, terutama selebriti, sering kali disalahgunakan untuk ditampilkan dalam video yang tidak pernah mereka lakukan.
Ini tidak hanya merusak reputasi seseorang tetapi juga dapat berdampak serius pada kesehatan mental korban.
3. Kehancuran Reputasi
Deepfake dapat dengan mudah digunakan untuk merusak reputasi individu atau organisasi dengan menyebarkan video palsu.
Video deepfake yang tampak nyata dapat digunakan untuk menipu masyarakat atau bahkan menimbulkan krisis kepercayaan terhadap informasi visual dan audio yang sah.
4. Kejahatan Siber
Deepfake dapat digunakan oleh penjahat siber untuk kejahatan seperti penipuan identitas.
Misalnya, seseorang dapat menggunakan deepfake untuk meniru suara atau wajah individu dalam upaya mengakses akun keuangan atau informasi pribadi.
Ini meningkatkan risiko pencurian identitas dan kejahatan digital lainnya.
5. Merusak Kepercayaan Publik terhadap Informasi
Dengan semakin berkembangnya teknologi deepfake, masyarakat semakin sulit membedakan mana informasi yang asli dan mana yang palsu.
Hal ini dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media digital dan menimbulkan skeptisisme yang meluas. Dalam jangka panjang, hal ini bisa berdampak buruk pada kestabilan sosial dan politik.
Kesimpulan
Deepfake merupakan teknologi yang memiliki dua sisi. Di satu sisi, ia memberikan berbagai manfaat dalam pendidikan, hiburan, dan kampanye sosial.
Di sisi lain, jika disalahgunakan, teknologi ini dapat menyebabkan penyebaran disinformasi, kerusakan reputasi, hingga kejahatan digital.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan regulator untuk memahami potensi bahaya deepfake sekaligus memaksimalkan manfaat positif yang bisa dihasilkan dari teknologi ini. (Red)